Minggu, 22 Agustus 2010

Biosekuriti cegah Flu Burung

Drh. Ardilasunu Wicaksono
Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor

Virus flu burung paling mungkin ditularkan melalui kontak langsung dengan unggas sakit atau unggas mati. Sebagian besar kasus flu burung pada manusia dihubungkan dengan kontak semacam itu.

Biosekuriti termasuk manajemen seluruh resiko kesehatan biologis dan lingkungan yang berhubungan dengan pangan. Biosekuriti terdiri dari suatu rangkaian praktek-praktek manajemen dan jika diikuti akan mengurangi potensi penularan/penyebaran virus flu burung secara kolektif terhadap dan antar tempat, hewan, dan manusia.


Biosekuriti terdiri dari dua elemen utama yaitu
bio-containment dan bio-exclusion. Bio-containment berarti pencegahan virus dari sumber yang terinfeksi dan bio-exclusion berarti tindakan-tindakkan untuk mengisolasi pembawa infeksi dari tempat yang tidak terinfeksi.

Biosekuriti memiliki 3 komponen utama:
1.
Isolasi : berarti pembatasan hewan hidup di dalam lingkungan yang terkontrol
2.
Pengawasan lalu lintas : termasuk lalu lintas manusia juga lalu lintas kendaraan di dalam lingkungan yang diawasi
3.
Sanitasi : kebersihan dan desinfeksi material, orang dan peralatan yang memasuki lingkungan yang dikontrol

Secara sederhana, biosekuriti merupakan jalur normal untuk menghindari kontak yang tidak perlu antara hewan dan mikroba, hewan yang terinfeksi dan hewan yang sehat. Biosekuriti juga diterapkan untuk langkah-langkah bagi perlindungan kesehatan masyarakat yang akan mengurangi kontak antara hewan dan manusia.


Adapun gambaran tingkat biosekuriti di dalam praktek beternak, diurutkan dari biosekuriti tingkat tinggi sampai rendah, dari nomor 1 (paling tinggi) hingga 5 (paling rendah) :
1. Unggas selalu berada di bangunan tertutup

2. Unggas mempunyai akses ke halaman yang berpagar

3. Unggas berkeliaran bebas di lahan peternakan

4. Unggas berke
liaran bebas di dalam dan di luar lahan peternakan
5. Unggas diumbar di tempat umum, pergi ke luar tempat tinggalnya dan kembali


Di Indonesia, penerap
an biosekuriti oleh masyarakat untuk pemeliharaan unggas masih rendah. Untuk itu dibutuhkan peningkatan awareness terhadap masyarakat perihal pentingnya biosekuriti untuk menjaga kesehatan hewan yang berkenaan terhadap kesehatan masyarakat.