Kamis, 05 Maret 2009

Parvovirus Anjing dan Kucing

Infeksi Parvovirus mengakibatkan enteritis akut dan leukopenia pada anjing dan kucing. Infeksi pada kucing dinamakan Feline Panleukopenia dan penyakit ini diikuti oleh gejala yang sama dengan infeksi Canine Parvovirus Type 2 (CPV-2) pada anjing. Virus bereplikasi dalam jumlah yang banyak pada feces hewan yang terinfeksi dan dapat bertahan di lingkungan selama berbulan-bulan. Jalur infeksi melalui fecal-oral. Parvovirus bereplikasi di limfonodus oropharyngeal, messenterica dan thymus. Virus ini menjadi sistemik dan terlokalisasi pada sel yang membelah cepat antara lain sel progenitor sumsum tulang, sel limfoid dan sel kripta usus. Kerusakan yang cepat pada sel kripta usus menyebabkan diare parah disertai leukopenia yang dikarenakan kerusakan pada sel progenitor dan sumsum tulang.


Kematian dapat terjadi akibat dehidrasi, endotoxic shock atau sepsis dikarenakan kerusakan barrier mukosa dan supresi limfoid sehingga agen bakterial juga dapat menyerang sebagai infeksi sekunder. Kondisi anjing dapat pulih jika keadaan dehidrasi dan sepsis dapat dikendalikan. Parvovirus yang menyerang puppies yang masih di dalam uterus dapat mengakibatkan myocarditis. Keparahan dapat bertambah jika disertai dengan infeksi dari intestinal parasit, coronavirus, ditemper virus, Giardia, Salmonella spp, atau Campylobacter spp.

Patofisiologi. Parvovirus terlokasi pada sel yang membelah cepat antara lain sel kripta usus dan sel progenitor sumsum tulang. Secara normal, sel kripta usus membelah untuk mengganti sel yang akan mengelupaskan ujung dari vili. Kerusakan dari kripta menyebabkan hilangnya lapisan sel epitel dan villous atrofi. Kerusakan ini akan menyebabkan ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrisi dan air pada lumen usus sehingga terjadi malabsorbsi dan diare eksudatif. Septicaemia dapat terjadi sebagai akibat dari hilangnya barrier mukosa dan penurunan fungsi imun.

Signalement. Dapat menginfeksi anjing dan kucing juga mink dan racoon. Kejadian penyakit banyak terjadi pada anjing berumur enam minggu sampai enam bulan, terlebih untuk anjing yang tidak divaksinasi. Puppies dan kittens di bawah umur enam minggu masih diproteksi oleh maternal antibody.

Gejala klinis. Diare berdarah, anorexia, depresi, demam, dehidrasi, sepsis (DIC, shock, kematian)

Patologi anatomi
Canine parvovirus: Enteritis hemoragika diffus atau segmental (pola striae). Area usus hipremis, kongesti, dan penuh darah dan hemoragi pada mukosa.
Feline panleukopenia: Usus halus dilatasi, penuh cairan, dan lembek. Terdapat hemoragi dan eksudat fibrinus pada usus halus. Sumsum tulang kuning keabuan dan semi-liquid.

Histopatologi
  • Sel kripta usus necrosis, epitel villi menghilang. Sel yang dapat bertahan akan menjadi bentukan squamosa atau cuboid.
  • Basofilik badan inklusi intranuclear dapat terlihat pada sel kripta epitel 5-7 hari post infeksi
  • CPV-2 dan feline panleukopenia memperlihatkan hasil histopatologi yang sama. CPV-2 memperlihatkan adanya necrosis koagulatif pada Peyer's patches.